Hendropriono Menyatakan Tidak Membekingi Panji Gumilang

Mantan Direktur Badan Intelijen Negara (BIN) Am Hendropriono menjelaskan, pertama kali bertemu dengan Panji Gumilang pada 1999, saat meminta presiden ketiga, PJ Habibie, untuk membuka Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Kemudian Presiden RI BJ Habibi memerintahkan Menteri Agama untuk menyelidiki Pondok Pesantren Al-Zaytun, yang meminta bertemu dengan Presiden untuk pembukaan Pesantren Al-Zaytun, yang baru pertama kali dia hadiri. Mereka mendengar nama Pondok Pesantren Al-Zaytun,” kata Hendropriono, Senin (7/10), di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.

Saat itu Hendropriono menjabat sebagai Menteri Imigrasi dan Pelanggaran Hutan. Menteri agama diangkat oleh bj Habibi. Al-Zaytoun menjelaskan dipimpin oleh seorang bernama Panji Gumilang yang juga memiliki pengetahuan yang baik tentang falsafah, kurikulum dan pelajaran pancasila, maka dari segi ideologi politik beliau mengatakan tidak ada masalah, pondok pesantren adalah bukan masalah. Menurut Menteri Agama saat itu.

Menurut Hendropriono, BJ Habibi juga datang ke Tempat Al-Zaytun saat itu untuk membuka pesantren. Hendopryono kemudian mengaku tidak tahu apa yang akan terjadi lagi.

Itupun, di bawah Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Hendropriyono diminta menghadiri acara peletakan batu pertama gedung kajian sebagai penerus Ketum PDIP. Saat itu, Hendropriono menjabat sebagai Presiden BIN.

Ia mengatakan, “Saya juga pergi ke sana melalui jalan darat dan meletakkan batu pertama untuk sebuah gedung pendidikan yang diberi nama Gedung Il Sukarno Ph.D. Saat itulah saya pertama kali bertemu dengan Panji Gumilang.”

Ia menemukan Pesantren Al-Zaytun saat itu sebagai pesantren yang sangat modern. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun, ujarnya.

“Secara politik saya kira waktu itu tidak ada masalah, karena Presiden RI sudah dilantik. Saya dengar tahun 1999.” “Pertama kali saya mendengar nama itu, saya lupa bahwa kedua kalinya saya mendengarnya pada tahun 2001 atau 2002.”

Hendopryono kemudian merasa aneh dikaitkan dengan kontroversi zaitun saat ini. Karena saya merasa tidak berdaya untuk mendukung Panji Gumilang.

“Apa kekuatan saya? Kalau saya masih dinas, saya punya kekuatan. Saya takut. Saya pikir karena saya adalah direktur BIN saat itu. Bagi perwira intelijen, musuh dari musuh. Dia adalah teman saya dan teman saya Dan, terus terang, musuh Republik Indonesia, gerakan Asuransi Nasional (Negara Islam Indonesia).

“Kalau masih ada yang ingin menghidupkan Lembaga Perasuransian Nasional, maka ini adalah mimpi. Untuk menyadarkan masyarakat bahwa mereka sedang bermimpi, kita juga harus meminta bantuan dari mereka yang sudah sadar. Saat itu Panji Gumilang sedang dinyatakan dilikuidasi oleh Presiden RI BJ Habibie saat pelantikannya Dari segi ideologi dan politik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *