YanaCircle – Tupperware, usaha tempat makanan asal dari Amerika yang dibangun oleh pakar kimia Earl Tupper 77 tahun kemarin, diprediksikan akan terancam bangkrut terkecuali bisa kumpulkan dana genting.
Dikutip dari The Guardian, Rabu (12/4), saham di perusahaan Massachusetts, sebagai populer pada 1950-an dan 1960-an saat mayoritas wanita melangsungkan “acara pesta Tupperware” untuk jual tempat plastiknya dengan segel “bersendawa” yang dipatenkan, jeblok nyaris 50 % minggu ini sesudah memberitahu investor jika ada “kebimbangan signifikan mengenai kekuatan perusahaan untuk meneruskan keberlangsungan upayanya”.
Perusahaan, yang mendapatkan keuntungan dari ledakan keinginan sepanjang wabah karena beberapa orang ada di rumah, sekarang sahamnya turun 95 % sepanjang 12 bulan akhir karena berusaha untuk menyamakan kompetitor penyimpanan yang semakin lebih inovatif yang mempromokan produk mereka ke angkatan muda di TikTok dan Instagram.
Tupperware menjelaskan tidak mempunyai cukup uang untuk memodali operasinya bila tidak menghasilkan uang tambahan. Perusahaan menjelaskan sedang mempelajari kekuatan PHK, dan sedang mengevaluasi portofolio real estatnya untuk usaha penghematan uang prospektif.
Dia menjelaskan “sekarang ini memprediksi jika kemungkinan tidak mempunyai likuiditas yang ideal dalam kurun waktu dekat” dan “maka dari itu mengaitkan jika ada kebimbangan signifikan mengenai kekuatannya untuk meneruskan keberlangsungan upayanya”.
Ini ialah ke-2 kalinya dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan Tupperware keluarkan peringatan “going concern”.
New York Stok Exchange menjelaskan Tupperware dalam bahaya dihapus dari pasar saham karena telat ajukan laporan tahunannya.
Perusahaan menjelaskan mengharap untuk ajukan laporan dalam 30 hari di depan, tapi menambah “tidak ada agunan” itu “akan disodorkan pada waktu itu”.
Neil Saunders, seorang riset retail dan direktur eksekutor GlobalData Ritel, menjelaskan Tupperware alami pengurangan tajam dengan jumlah penjual, pengurangan customer yang beli produk rumahan sesudah wabah dan “merk yang belum seutuhnya tersambung dengan customer yang semakin lebih muda”.
Produk Tupperware awalannya dipasarkan di department toko, tetapi penjualannya lamban karena customer tidak percaya bagaimana memakai tempat plastiknya. Pada waktu itu, beberapa orang terlatih dengan stoples kaca atau keramik dan tidak terlatih dengan segel “bersendawa” Tupperware yang dipatenkan untuk keluarkan udara.
Selanjutnya seorang pramuniaga namanya Brownie Wise, yang jual produk pencuci di acara pesta, menambah Tupperware ke kombinasi dan mendemokan begitu serbagunanya tempat itu.
Tupper mengaryakannya sebagai wapres untuk marketing dan ia jalankan operasi acara pesta Tupperware. Pada satu titik, perusahaan mempunyai lebih dari 1 juta perwakilan yang jual produknya di pesta-pesta dan memperoleh komisi untuk tiap pemasaran.
Peristiwa acara pesta Tupperware capai Inggris di tahun 1960 saat acara pertama diselenggarakan di Weybridge, Surrey. Produk awalan yang terkenal terhitung baki sajian Dip ‘N’ Suguhkan, pembawa kue portabel Pie Taker, dan Party Bowl.
Majalah Smithsonian memvisualisasikan bagaimana di pesta-pesta Tupperware, seorang “dealer kenakan pakaian bagus dengan ketrampilan demo yang terbiasa akan memperlihatkan ke nyonya rumah dan beberapa temannya langkah memakai perlengkapan dapur baru yang berteknologi tinggi dan penuh warna ini.
“Ia akan pimpin group di dalam permainan acara pesta yang menegangkan, seperti melemparkan Wonder Bowl yang disegel sarat dengan juice anggur ke sekitar ruang untuk memperlihatkan kemampuan segelnya. Mereka jual produk pada harga ketengan, tapi Tupperware cuma ambil harga grosir dari sesuatu barang.”
Acara pesta Tupperware paling akhir diselenggarakan di Inggris di tahun 2003 saat perusahaan akhiri kontrak dengan 1.500 orang yang jual produknya di situ.