Terdapat berita mengejutkan dari salah satu toko buku bersejarah di Indonesia, yakni Toko Buku Gunung Agung. PT GA Tiga Belas, perusahaan yang mengelola toko buku ini, mengumumkan bahwa dalam waktu dekat, semua outlet Toko Buku Gunung Agung akan ditutup.
Keputusan ini diambil oleh PT GA Tiga Belas karena mereka tidak lagi mampu bertahan menghadapi kerugian operasional yang semakin meningkat setiap bulannya.
Bahkan sejak tahun 2020, toko buku ini telah menutup beberapa gerai di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta akibat dampak pandemi COVID-19.
Toko Buku Gunung Agung, yang didirikan oleh almarhum Tjio Wie Tay, telah bertahan selama 70 tahun dan menjadi saksi perjalanan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan. Bagaimana sejarah berdirinya Toko Buku Gunung Agung? Mari kita simak informasinya.
Dari Penjual Rokok Menjadi Toko Buku
Toko Buku Gunung Agung didirikan oleh Tjio Wie Tay atau Haji Masagung pada tahun 1953. Menurut informasi resmi dari Gunung Agung, Tjio Wie Tay membentuk kongsi dagang dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat yang diberi nama Thay San Kongsie pada tahun 1945.
Sebelum membuka toko buku, Thay San Kongsie awalnya menjual rokok. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, permintaan terhadap buku sangat tinggi seperti yang tercatat dalam buku Sejarah Perbukuan (2022).
Melihat peluang bisnis yang menjanjikan di sektor tersebut, Thay San Kongsie memutuskan untuk mencoba membuka toko buku impor dan menjual majalah. Toko mereka pada saat itu sangat sederhana dan terletak di Jakarta.
Keputusan Thay San Kongsie untuk mendirikan toko buku ternyata sangat tepat. Dari toko bukunya, mereka berhasil mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada penjualan rokok dan bir yang sebelumnya ditekuni oleh Tay San Kongsie. Setelah melihat potensi yang lebih besar, Thay San Kongsie akhirnya menutup usaha rokok dan bir dan beralih fokus sepenuhnya ke toko buku.
Pada tahun 1951, Tjio Wie Tay membeli sebuah rumah sitaan Kejaksaan di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat. Ia kemudian merenovasi rumah tersebut dan mendirikan percetakan kecil di bagian belakangnya.
Penutupan Banyak Gerai
Setelah bertahan selama 70 tahun, kejayaan Toko Buku Gunung Agung akhirnya harus berakhir. Toko ini terkenal di kalangan masyarakat karena menyediakan berbagai produk buku dan alat tulis berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif serta pelayanan yang baik.
Selain buku, Toko Buku Gunung Agung juga menjual berbagai produk seperti alat tulis, kebutuhan sekolah, barang mewah, barang olahraga, alat musik, peralatan kantor, dan produk teknologi tinggi.
Toko Gunung Agung memiliki 14 gerai yang tersebar di 10 kota besar di Pulau Jawa. Bahkan di wilayah Jabodetabek saja, terdapat 20 Toko Buku Gunung Agung.
Masa sulit bagi Toko Buku Gunung Agung dimulai ketika pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada tahun 2020. Toko Buku Gunung Agung terpaksa menutup beberapa gerainya di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.
Kerugian akibat biaya operasional yang tinggi menjadi alasan utama perusahaan ini harus menutup seluruh gerainya.